HER2namatata, No worries
HER2namatata, No
worries
Hi sobat medsos, perkenalkan namaku Isnaeni Purwanti. Teman
teman memanggilku Isnaeni, tapi keluarga dan teman mainku memanggilku “Ully”.
Kali ini aku memberanikan diri untuk berbagi cerita tentang
kisah hidupku dalam mencari kesembuhan untuk CA mamae (kanker payudara) yang aku derita sejak
Awal 2012. Dengan ceritaku ini, aku berharap bisa membuka mata seluruh wanita
di bumi pertiwi tercinta ini untuk lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri
dan terus menggali informasi mengenai CA (kanker) khususnya CA mamae (kanker payudara), dan tidak pernah
takut untuk memulai pergi ke dokter bila sesuatu yang aneh dirasakan oleh tubuh
kita.
Berawal saat aku mandi di awal tahun 2012, kurasakan ada
benjolan kecil dipayudaraku. Kupikir benjolan tersebut akan hilang seiring
waktu haidhku selesai….lewat satu bulan benjolan tsb masih ada. Masih tidak merasa
akan bahaya benjolan tsb karena tidak tampak kecuali diraba dan tidak terasa
sakit. Aku masih anteng tidak berpikir perlu ke dokter. Namun setelah setahun
benjolan terasa sedikit membesar dan agak mengeras…barulah aku sedikit mulai
panik.
Setelah tanya sana sini ttg dokter bedah yang bagus, akirnya
kukumpulkan keberanian tuk periksakan benjolan yang sudah lumayan lama
bersarang dipayudaraku itu pada pertengahan 2013 dengan harapan hasilnya sesuai
dengan apa yang ingin aku dengar.
Ternyata dokter bedah paling TOP ini sudah bisa menilai hanya dengan
memeriksa lewat tangan dinginnya. Hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ingin
kudengar. Beliau bilang benjolanku kategori ganas alias CA (kanker) mammae dan harus segera diangkat. Berharap ada
pendapat lain, aku mencari opini dari dua dokter bedah lain, yang ternyata
penilaiannya sama persis dengan dokter yang pertama.
Bukannya menuruti apa kata para pakar tersebut, aku malah ngacir ke pengobatan alternatif.
Kenapa aku lari ke alternatif?
1. Ayahku punya sahabat yang
meninggal karena kanker, menjelang ajal Almarhum sempat berpesan ke Ayah kalau ada
keluarga atau teman kena CA jangan sekali kali kena pisau (dibedah)
2. Saat aku memeriksakan diri ke
dokter sampai dinyatakan benjolanku ganas, aku sama sekali tidak merasa sakit, hanya
merasa terganggu sedikit saja dengan benjolan yang tumbuh tidak pada tempatnya
3. Aku pikir kalau umurku tidak sampai
panjang, paling tidak aku tidak menderita di RS, dan tidak merepotkan keluarga
Selama 2 tahun aku menjalani
pengobatan alternatif secara rutin yang kalau dihitung dengan Rupiah ternyata
kok ya tidak murah juga yaa......Benjolanku semakin membesar. Dan aku semakin
merasa sakit, namun masih dalam ambang batas toleransi sakitku.
Menyesal? "Iya" pake banget. (Sudah keluar duit banyak, tidak
sembuh, …malah makin parah. Sudahlah menyesal kemudian kaaan….Jadi gak usah
ikutin jejak aku dibagian ini yaa)
Akhir 2015, balik ke medis.
Dokter yg aku datangi menyarankan agar aku untuk dikemo terlebih dahulu, mengingat
benjolan di payudaraku yang sudah cukup besar dan mengeras, sehingga tidak disarankan
untuk langsung dibedah.
Tidak puas, kudatangi beberapa
dokter bedah yang lain, dan kembali kudapatkan saran yang sama...
Duh gimana inih. Sementara penyakit ini aku rahasiakan dari kantor.
Kalau kemo dulu pasti nanti botak dan katanya muntah-muntah...pokoknya menderitalah...kerjaan pasti bakal terganggu, belum lagi pastinya akan ngerepotin
keluarga. Pokoknya banyak kegalauan saat itu yang masih menahanku untuk
segera mengobati CA ku.
Atas izin Allah aku bertahan
sampai 2016, meski dengan keadaan tidak bisa tidur sampai berhari hari menahan
sakit yang tak tertahankan. Pada akhirnya aku menyerah dan menuruti saran
dokter yang aku kunjungi di 2015.
Dokter yang baik tersebut
menyarankan aku untuk memulai semua perawatan menggunakan BPJS, mengingat
perjalanan perawatan akan panjang katanya (saat itu aku belum terbayang akan
perjalanan pengobatan yang panjang, perih dan penuh perjuangan)
Alhamdulillah, dengan support
keluarga dan teman-teman baikku, kujalani semua proses dengan sikap positif.
Dan Alhamdulillah semua proses dokumen BPJS sampai Biopsy kulalui dengan cepat
dan lancar, hingga aku dapatkan rujukan
ke RS Khusus Kanker Swasta di Jakarta yang terkenal dengan mudahnya.
Setelah hasil PA (Patology Anatomi) keluar, dokter
bedah yg menangani aku menyarankan untuk segera cek hasil IHK....(doh apalagi kah
ini?) Ooo ternyata hasil PA (Patologi Anatomi) saja tidaklah
cukup.
Jadi begini ya teman-teman, hasil
PA (Patologi Anatomi) hanya menjelaskan tingkat keganasan jaringan (dari proses biopsy) yang diambil atau disebut grade, dan
stadium saja. Sedangkan IHK (Imuno Histo Kimia) lebih detail untuk mengetahui apa penyebab sel
nakal tersebut berkembang di tubuhku. Dari hasil analisa itu, barulah dokter bisa
memutuskan obat kemoterapi yang tepat untuk pasien kanker.
Baiklaah...kuturuti saran Pak dokter. Segera Aku urus ambil jaringan untuk diperiksa IHKnya...sementara saat itu keadaan payudaraku sudah parah, karena saat biopsy dicongkel, lukanya melebar. Dan akupun harus kerja dalam keadaan sangat tidak nyaman. Tidak bisa tidur berhari hari ditambah biaya yang cukup tinggi untuk merawat luka. Aku semakin tidak sabar untuk segera mendapatkan pengobatan. Hampir tiap hari aku ke IGD RS dekat rumah untuk minta suntik pain killer. Parahnya ternyata obat itu hanya membuatku teler. Tidak menghilangkan rasa sakitnya. Di tahun inilah tahun terberat dalam hidup aku di mana aku merasakan kesakitan terberatku sampai semua orang bilang bahwa aku terlihat sangat kuyu dan kesakitan sekali.
Baiklaah...kuturuti saran Pak dokter. Segera Aku urus ambil jaringan untuk diperiksa IHKnya...sementara saat itu keadaan payudaraku sudah parah, karena saat biopsy dicongkel, lukanya melebar. Dan akupun harus kerja dalam keadaan sangat tidak nyaman. Tidak bisa tidur berhari hari ditambah biaya yang cukup tinggi untuk merawat luka. Aku semakin tidak sabar untuk segera mendapatkan pengobatan. Hampir tiap hari aku ke IGD RS dekat rumah untuk minta suntik pain killer. Parahnya ternyata obat itu hanya membuatku teler. Tidak menghilangkan rasa sakitnya. Di tahun inilah tahun terberat dalam hidup aku di mana aku merasakan kesakitan terberatku sampai semua orang bilang bahwa aku terlihat sangat kuyu dan kesakitan sekali.
Belum sampai 2 minggu hasil IHK ku
keluar juga, diantar oleh orang Laboratorynya langsung. Dengan gembira hasil
test tersebut aku terima. Tapi....o ooo aku tidak paham isinya....tidak sabar untuk
segera ketemu Pak dokter untuk mendengarkan penjelasannya.
Membaca hasil IHK ku Pak dokter langsung
geleng-geleng kepala dan langsung memberi
rujukan ke dr. KHOM (Konsultan Hematologi Onkologi Medis) untuk proses Kemo.
What? KHOM? Singkatan apalagi nih? (batinku) Memang hasilnya
bagaimana dok? Kenapa saya tidak segera ditangani saja sama dokter? Lantas
beliau bilang kalau hasil IHK agak serius. Ini “Triple positif” jelasnya, saat
dijelasin apa itu Triple positif, aku tidak terlalu paham Karena pikiranku
buyar dengan kabar aku akan pindah dokter lagi. Padahal aku berharap untuk
segera dapat ditangani tapi kalo di pindah dokter lagi pasti ada yang tidak
beres lagi nih.
Dengan hati sedih aku sampai terhuyung
keluar ruang dokter, karena berarti aku harus menanti lagi pengobatan sampai
aku berhasil membuat appointment ke dokter KHOM yang dirujuk.
Untuk info aja ya….Kakaku ada
yang meninggal karena Kanker Paru stadium 3B. tapi saat itu aku masih belum
paham seluk beluk tentang “Kanker” dan Kedokteran specialis “Onkologi”. Sejak
aku sendiri yang sakit akhirnya aku banyak belajar bahkan dari drama seri
seperti: Grey Anatomi, House atau Good
doctors bahwa kedokteran spesialis Onkologi pun terbagi bagi lagi sesuai
dengan keahliannya.
Finally...aku ketemu dokter KHOM (Konsultan Hematologi Onkologi Medis) yg dirujuk oleh dokter bedah
onkologiku. Alhamdulillah dapat dokter yang ramah, sabar dan bisa menjabarkan
segala pertanyaan pasiennya dengan sabar.
Diterangkanlah hasil IHKku.
Jadi IHK (Imuno Histo Kimia) adalah laporan yang menunjukan bagaimana jaringan kanker tsb berkembang ditubuh pasien, dengan memeriksa jaringan yang diambil dari tubuh pasien saat biopsy.
Untuk kasusku, hasil IHK ku adalah: Estrogen positif (ER+), Progesteron (PR+), HER 2 ( HER2 +).
Artinya kankerku disebabkan oleh hormonal (ER+ , PR+).
Jadi IHK (Imuno Histo Kimia) adalah laporan yang menunjukan bagaimana jaringan kanker tsb berkembang ditubuh pasien, dengan memeriksa jaringan yang diambil dari tubuh pasien saat biopsy.
Untuk kasusku, hasil IHK ku adalah: Estrogen positif (ER+), Progesteron (PR+), HER 2 ( HER2 +).
Artinya kankerku disebabkan oleh hormonal (ER+ , PR+).
Lalu apakah HER 2 itu?. HER 2 adalah singkatan
dari Human epidermal growth factor
receptor 2 dalam tubuh. Bahasa buminya adalah “kelebihan protein”. HER2
inilah yang membuat sel-sel kanker tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada
sel-sel dengan kadar protein yang normal.
Karena ER, PR dan HER2 aku positif semua, dunia medis menyebutnya dengan Triple positif.
Karena ER, PR dan HER2 aku positif semua, dunia medis menyebutnya dengan Triple positif.
Sehubungan dengan stadiumku yang saat itu sudah mencapai 3B, ditambah hasil IHK yang triple positif, dokter memutuskan aku harus dikemo. Dengan penjelasan detail dari Pak dokter yang menenangkan, maka akupun
siap di kemo.
Satu lagi, saat pertama diperiksa
dokter KHOM inilah aku baru tau kalau wound care untuk luka CA itu juga tidak
sembarangan perawatannya. Akirnya aku dikenalkan pada perawat khusus luka
kanker, yang Alhamdulillah dengan baik telah berjasa merawat luka CA aku hingga
aku merasa nyaman dengan diriku sendiri (karena luka CA biasanya menimbulkan
bau, sehingga penderita tidak nyaman untuk bersosialisasi dgn lingkungan
sekitar.
Sejak aku mengenal perawat luka
khusus kanker, aku sudah tidak pernah ke IGD lagi hanya untuk ganti perban dan
cuci luka.
Kemo pertama, kujalani dengan semangat akan sembuh
total di ruang ODC (One Day Care).
Berangkat habis subuh. Kemo
pertama selesai jam 8 malam. Agak sedih sebetulnya, karena teman-teman satu
ruangan yang kemo bareng dengan aku hari itu sudah selesai paling malam jam 5
sore. Tapi tidak masalah...yangg penting aku akan sembuh.
Keesokannya dengan gagah perkasa
aku masuk kantor, even my boss was
surprise to find me in the office a
day after my chemo. Dengan sedikit
agak "Takabur" aku bilang sama dia " Ia nih, aku fain2x aja koq". Kata orang kalo habis kemo ginilah gitulah....not for mee...buktinya aq
masih gagah perkasa......wait Ully....waaaiiittt.....
Dan benar saja keesokan harinya dari
subuh aku sudah muntah-muntah dan terus
ke belakang untuk BAB....walhasil sholatpun hanya bisa aku lakukan sambil
tidur....(hmmm...beda tipis ya antara positif thinking karena semangat dan
takabur).
Alhasil bulan itu saya tidak nongol seharipun ke kantor karena sampai
kemo berikutnya saya terkapar di Kasur. Tambahan lagi akibat Kemo tersebut
rambut aku rontok sampai jadi botak pulak (nelongso
ya kalo orang jawa bilang).
Kontrol lagi ketemu dokter untuk
kemo kedua. Tidak sabar aku bertanya “Dok kira-kira berapa kali lagi kemo sih
baru payudaraku bisa diangkat? Sekitar 3-4 kali lagi jawabnya,
Okeh....lanjuuuut kemo ke2. Fase
masih seperti kemo pertama. Tubuhku lunglay gak keruan.
Kontrol ketiga, dr melihat
sepertinya tidak ada perubahan, dia bilang akan usahakan aku supaya bisa dapat
"Target Terapy" dengan Herceptin. Dijelaskan lah tentang korelasi HER2
positif dan Herceptin. Awalnya aku semangat, tetapi ketika mendengar biayanya (sekitar
24 jutaan per satu vialnya) aku langsung drop. jantung empot-empotan, keringat
dingin bercucuran. Akankah aku dapat jatah Herceptin tersebut? Atau harus
beli?.
Besoknya dengan agak was-was aku
verifikasi obat kemo di BPJS, setelah baca dengan teliti semua dokumen yang aku
serahkan, Herceptin aku diapprove. Tiada lain kuucapkan selain Rasa syukur
kehadirat Allah SWT.
Kemo ketiga kujalani yg kali ini plus
Target terapi. Beberapa hari setelah kemo, aku sangat terkejut mendapati
benjolanku berubah dari keras menjadi lembek. Bahkan setelah terapi ke 6,
seolah-olah payudaraku sudah diangkat.
Wow..emejing...(persis banget
dengan film Proof of Living, yang menceritakan process penemuan Herceptine. dimana obat ini yang lebih tepat disebut sebagai "Target Therapy" berhasil mengempiskan kanker para pasien dengan HER2+ yang sedang mengikuti uji
coba obat tsb).
Berharap kesuksesan terapi
tersebut mempercepat proses pengangkatan (mastektomi), ternyata dokter memilih
jalan lain. Dia sarankan aku jalani radiotherapy terlebih dahulu. Dengan tujuan
memblok sell kanker agar tidak merambat ke organ lain. Akupun dirujuk ke dr SP Rad Onk (Spesialis Radiasi Onkologi).
Setelah konsul dengan dokter Sp.
Rad Onk tsb ditetapkanlah aku harus radiasi selama 25 kali. Dari Senin sampai
Jumat, ga bole absen kecuali tgl merah, mesin sedang dlm perbaikan, atau
kondisi aku yang tidak memungkinkan.
Setelah CT simulasi, cetak
masker, beberapa hari kemudian mulailah aku proses radiasi. Sepertinya radiasi
ini simple tidak seperti kemo. Aku cenderung meremehkan kekuatan radiasi. Aku
pikir tubuhku sudah cukup perkasa layaknya seperti orang sehat yang tidak
pernah terapi kemo ataupun radiasi. Kenapa aku bilang begini, dikarenakan aku
pernah sampai demam tinggi mual-mual dan menggigil diakibatkan setelah radiasi
aku keluar rumah dicuaca yang tidak begitu baik, banyak angin kencang dan
udaranya pun agak dingin. Aku sampai harus masuk ke kamar perawatan darurat
pasien kusus radiasi.
Akhirnya tubuhku baru pulih
seminggu kemudian. Dan jadwal radiasi yang harusnya selesai dalam waktu 5
minggu mundur jadi 6 minggu. Karena fisik aku yang tidak terlalu bagus, aku dikembalikan ke dokter KHOM
sebulan kemudian setelah radiasi selesai. Saat itu aku harus terus dikontrol
oleh dokter radiasi.
Setelah proses 25 kali
radiotherapy selesai dan keadaan ku membaik, aku kembali ke dokter KHOM ku
untuk melanjutkan proses target terapy yang jatahnya memang 8 kali dari BPJS, proses
Mastektomipun bisa aku jalani.
25 Agustus 2017 adalah hari
bersejarah buatku. Hari dimana penyakit
yang selama ini kusimpan ditubuhku akirnya dibuang bersih. Akupun jadi
lega karena sudah terbebas dari rawat luka yang mahal. Mandipun jadi lebih segar
seperti iklan shampoo (bahagia itu simple ya gaes....cukup mandi ala iklan tv aja rasanya surga banget deh), karena selama aku memakai perban gaya mandiku harus ekstra
hati-hati supaya luka tidak terganggu.
Senang bukan kepalang sepertinya
hari-hariku akan kujalani kembali normal seperti orang-orang lain yang tidal
punya masalah kesehatan. Kontrol ke dokter KHOM tetap kujalani rutin sebulan
sekali.
Untuk memastikan smua hasil
terapi dan mastektomi yang kujalani, dokter tetap rutin memintaku menjalani
beberapa pemeriksaan. Seperti cek lab untuk tumor marker, test jantung karena
efek Herceptin dan kemo, juga CT thorax dan abdomen.
Januari 2018 hasil CT thorax
mengagetkan, katanya ada nodul (benjolan) di paru kiri aku. Padahal aku tidak
merasakan ada keluhan apapun saat itu.
Aku dirujuk ke dr bedah,
sayangnya dr bedah bilang nodul tsb tidak terjangkau pisau bedah karena lokasi
yg berada di labirin dalam. Pasrah aku sudah siap kalau harus kemo lagi.
Ternyata dokter menyarankan untuk radiasi saja.
Kembali kujalani radiasi di awal
th 2018 sebanyak 25x. Mengingat kakak aku ada yang
meninggal karena kanker paru stadium 3B, akupun lebih banyak mendekatkan diri
pada Yang Maha Kuasa memohon kasihnya untuk kesembuhanku. Akupun juga mencoba
segala rupa nutrisi pendamping untuk perbaikan paru paruku.
Alhamdulillah setelah 25 kali
radiasi, 6 bln setelah CT thorax yang menunjukkan ada nodul di paruku, kujalani
lagi CT thorax untuk melihat hasil radiotherapy yang aku jalani, dan Alhamdulillah
hasilnya sangat baik. Nodul diparu kiri kubersih.
2018 belum berakhir, saat asyik
nonton “Drakor” kudapati bentol kecil di dada kiri atas seperti digigit semut. Awalnya
aku kira jerawat atau digigit semut. Kuolesi pakai minyak kayu putih. Keesokannya
ketika sedang asyik nonton drakor, kutemukan benjolan lain di lokasi yang sama.
Masih belum curiga, ku oleskan kembali dengan minyak kayu putih. Tiba-tiba
dalam seminggu benjolan tersebut muncul bergerombol dan banyak.
Kebetulan jadwal kontrol ke dr
KHOM tidak lama setelah kudapati benjolan tsb. Setelah diperiksa, dokter
langsung memutuskan untuk memberiku “Oral Kemo”. Haish…..ternyata itu adalah
nodul CA juga. Ya sudah, pasrah kuikuti apa perintah dokter.
Setelah 8 bulan kujalani oral
kemo, dadaku tampaknya bersih. Kebetulan
lidahku sedang pait sekali hingga aku tidak nafsu makan. Kata dokter itu efek
oral kemo. Yang anehnya baru muncul setelah bulan ke 8.
Karena aku merasa benjolan
didadaku sudah bersih, maka aku merajuk minta agar bulan ke 9 aku tidak minum
oral kemo lagi. Toh sudah bersih ini. Alhamdulillah permintaanku dikabulkan. Setelah
stop minum oral kemo beberapa hari, lidahku kembali normal. Selera makan
kembali ke asal. Tapi kok punggung aku sakit sekali ya. Sakitnya luar biasa
sampai aku tidak bisa tidur. Golden Handkupun rasanya “Njarem” kalo org jawa bilang (Golden hand adalahtangan di sisi sebelah mana mastektomi pada kanker payudara dilakukan dan biasanya lebih lemah dari tangan yang lain). Seperti nyeri yang tidak bisa d
jelaskan. Kalau tidak dikompres air panas aku tidak bisa tidur.
Akhirnya 16 September 2019, jadwal
kontrolku ke dr KHOM, ditemukan benjolan baru di batang vena di leher sebelah kiri.,
kemungkinan inilah yang mengakibatkan kesakitan dan penyebab aku tidak bisa
tidur dikarenakan benjolan tersebut menekan beberapa syaraf. Terpaksa aku
kembali minum “Oral Kemo”……sabar sabar……ini Ujian
Aku bertanya sama dokter, kenapa
dalam 3 tahun ini aku belum sama sekali remisi. Padahal aku sudah rajin Olahraga,
berjemur, jaga makanan (Hindari 4P - Pewarna,
Penyedap, Perasa, Perisa). kenapa ya cell kanker itu kok centil banget sih, nongol melulu bawaannya ditubuhku.
Kalau menurut dokter setelah aku
klarifikasi, selain karena aku telat melakukan pengobatan medis (saat pertama
ditangani oleh dr aku sudah stadium 3B), hasil IHK aku yang HER2 positif itu juga
ada andil atas kenakalan sel ini.
1 Oktober 2019, aku masih dalam
pengobatan oral kemo dan pain killer. Sakit
tentu masih terasa tanpa pain killer. Tapi aku yakin dan positif dengan pengobatan
medis dan pertolongan Allah SWT, aku insyaallah akan mampu melalui semua.
Doakan aku terus ya teman-teman, supaya aku kuat
Moral of the story (khususnya buat para penderita kanker):
Pertama, Bagi para penderita yang
masih takut-takut ke dokter. Ayoklah berobat ke dokter saat masih dini. Karena
selain penanganan lebih mudah, murah juga dapat memperpanjang hidup kita.
Kedua, Untuk yang hasil IHK nya
HER2 positif, jangan kuartir karena kemajuan teknologi kedokteran, sekarang
sudah ada obatnya. Kalaupun kita tidak mampu. Ingat obat tersebut baru di
temukan baru 20th lalu di US, dan baru di perkenalkan di Indonesia
10 th terakhir ini. Namun ada banyak pasien dengan HER2 yg tetap survive walau
tidak memakai obat mahal tsb.
Ketiga, Berdoa Bersama yuk, agar
pemerintah memberikan perhatiannya kepada kita penderita dengan HER2 positive
supaya obat-obatannya bisa ditanggung BPJS dan semakin banyak pejuang pejuang
kanker dan para wanita di bumi pertiwi ini terselamatkan.
Akhir kata tidak ada perjuangan
dan doa yang sia sia. Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya
melebihi kemampuan hambanya. Kita harusnya terharu, karena menerima cobaan ini langsung dari Allah, dan
hanya orang-orang tangguh yang kuat bisa melalui cobaan ini.
Jangan pernah menyerah, Tapi kita
harus terus berserah …..memohon dan meminta untuk kesembuhan dengan RidhoNya.
Terima kasih untuk terciptanya
obat obatan dan para team medis yang berupaya untuk menyembuhkan kami. Namun
atas izin Allah jualah kita mendapatkan kesembuhan
Semoga dari tulisanku ini, banyak
perempuan yang belajar dari pengalamanku. Kanker adalah penyakit yang sangat
pintar, kitapun harus lebih pintar dari sel kanker itu.
Do more, learn more…..Keep the faith and pray to God
Hakunamatata….in my case HER2namatata…..No worries….jalani
pengobatan dengan ikhlas …bahagia pasti kan kau jelang ;)
Kiri atas adalah dokter kemo aku, DR. dr. Andhika Rachman SPPD, KHOM
bawah adalah dr spesialis radiasi,dr. Yuddi Wahyono, SP. Onk Rad
Penulis: Isnaeni Purwanti (a.k.a
ULLY)
Tempat / tgl lahir: Jakarta, 5
Maret 1972
Semangat mbak Is....doa kami selalu
ReplyDeleteSupeeerr sekaliii 👍
ReplyDeleteCemunguud sistah 😍
Keep spirit sist kitasama 2 berjuang karna hidup ini memang proses..banyak harus yg kita kelepaskan n iklaskan..kita hanya berjuang so keep spirit and happy..
ReplyDeleteCara Allah memuliakan hambanya salah satunya diuji dengan kesabaran dan sakit. Dan gw tau banget Mbak Is sedikit sekali mengekspresikan rasa sakitnya meskipun dulu gw sempat menyesalkan jalur pengobatan alternatif yang diambil pertamakali... Memang tiada takdir yang itu diluar rencana Allah, dan Allah sebaik-baiknya pemilik rencana. Semoga menjadi penggugur dosa, cukup berserah diri pada Allah mbak dan kemudian tetap ikhtiar. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus, cukup Allah sebagai penolong buat keadaan lu mbak, hasbunallah wa nimal wakil
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete
ReplyDeleteHebbaatt ...!!! Semangat trs, tetaplah bersikap positip dan hindari berbagai hal yang membuat mba ully menjadi stress. Yakinlah bahwa setiap penyakit ada obatnya ...
Kadang manusia sering bersu'udzon pd Allah SWT ketika d timpa musibah/ujian ... pdhl d balik smw itu sbnrnya tanpa d sadari Allah Swt sdg menaikkan derajatnya dn menghapuskan dosa2nya ... smg mba ully selama d ksh ujian ini ikhlas, sabar dan tetap bersyukur dn yg utama ridho dgn ujian yg di hadapinya ... Stay strong !!!!